Oleh : Rahmat Rizki Batubara
(KETUM LDF ALBAHRI FTK
Pemerhati dan Pelaku Perkembangan Dakwah ITS )
Miltansi (Semangat Berjuang) berlebih
sehingga menganggap hanya bekerja sendirian
serta melupakan teman , kelompok atau golongan adalah salah satu penyebab futur (melemahnya semangat) sehingga
meninggalkan Da’wah.
(Batubara_ME’09)
Pada
dasarnya sebuah lembaga dakwah jurusan
sudah memiliki struktural kepengurasan yang tersusun rapi sejak di syah
kannya di majelis akbar. Namun, tidak jarang pada prakteknya dilapangan orang
yang muncul atas nama Lembaga Dakwah Jurusan hanya itu-itu saja.Mulai dari
membuat Proposal,perizinan ruangan, yang mikirin dana , sampai-sampai pembawa
acara disikat oleh satu orang saja.
kemana yang lain?
Pada bagian ini kita akan membahas tentang penyebab Single Fighter dan membentuk kesolidan struktur sehingga kita tidak lagi sendirian.
1.
Penyebab Single Fighter
Dengan adanya perbedaan hawa dan suhu di masing – masing
jurusan di ITS, penggolongan single fighter akan terbagi oleh beberapa kondisi,
anatara lain :
v
Rapuhnya
ke-solid-an Struktur
Gerakan yang solid akan memberikan dukungan
yang sangat besar bagi setiap aktivis untuk memiliki daya tahan di medan
perjuangan.Solidnya struktur akan menciptakan suasana yang nyaman dan melegakan
semua aktivis.Sehingga suasana kerja pun akan lebih kondusif dengan adanya
kesolidan struktur.
Namun, ketika Susana struktur tidak solid
akan menimbulkan dampak negative bagi seluruh aktifis sehingga menimbulkan
kelelahan jiwa dan gugur satu per satu meninggalkan medan da’wah.
….Rahmat
Allah berada bersama-sama dengan jamaah.Ssungguhnya serigala hanya akan memakan
kambing yang menyendiri ( H.R. Tabrani)
Beberapa hal yang menyebabkan rapuhnya
kesolidan struktur adalah sebagai berikut,
-
Munculnya Sekat Komunikasi
Komunikasi terkesan begitu remeh oleh sebagian orang, namun
ia merupakan factor paling besar pengaruhnya dalam hal ke-solid-an stuktur.
Contoh sederhana adalah, dalam hal membalas jarkom sms untuk
kumpul membicarakan agenda dakwah.Terkadang kita lalai untuk menjawab sms
tersebut atau bahkan sengaja tidak terlalu menghiraukannya.Sehingga menstimulus
datangnya perkiraan-perkiraan yang kadang bersalahan oleh sang jarkomers.
Padahal Rasulullah SAW, semasa hidupnya selalu menjawab semua
surat yang datang kepada beliau, tidak satu pun yang terlewatkan.
Ini adalah titik awal muhasabah dalam hal yang sederhana ,
menjawab pesan . Karena jawaban kita pada saat itu sangat berharga bagi
keberlangsungan dakwah.Sehingga tidak melahirkan persangka-persangka diantara
aktifis dakwah.
Namun beda halnya ketika kita mengganti subjek menjadi orang
yang mencoba memulai komunikasi (dalam contoh diatas adalah sang jarkomers)
ketika balasan sms tidak kunjung ada, bukan menjadi bekal bagi kita untuk
memikul beban dakwah ini sendirian,sehingga menganggap teman-teman yang lain
tidak begitu mempedulikan.Kuncinya ada dipembudidayaan Tabayyun dikalangan
sesama aktifis,adalah langkah konret yang harus kita lakukan agar semua masalah
bisa terkomunikasikan dengan baik. Karena banyak sisi dari teman seperjuangan
kita yang tidak kita ketahui,apalagi terkait masalah hati, keluarga,
perkuliahan ataupun kesibukan-kesibukannya yang lain.
-
Melirik Lembaga Lain
Keberadaan LDJ di masing masing jurusan , kita akui tidak
sebegitu tenar dengan Himpunan ataupun BEM Fakultas hingga BEM Universitas.Dan
ini tidak membuat kita menutup mata ingin bergabung ke lembaga tersebut karena
jauh lebih menggiurkan dibandingkan LDJ.Sehingga satu per satu aktivis dakwah
jurusan pun mulai berguguran sehingga melahirkan kesendirian( single
fighter).Namun dalam skala yang wajar hal seperti diatas terjadi lain hal nya
jika, seorang aktifis dakwah itu meninggalkan dakwah nya dijurusan demi amanah
dakwah di tempat yang jauh lebih tinggi kedudukannya, contohnya institusi .
padahal kondisi jurusan masih benar-benar belum tercover oleh aktivis yang
lain.Peran pemetaan kader harus benar-benar berfungsi di Lembaga yang ranahnya
jauh lebih luas dari LDJ, contohnya JMMI/KAMMI.
v
Minimnya
jumlah kader dakwah dalam jurusan
Komposisi kader dakwah , baik itu yang memang sudah terbiasa
dengan dakwah semulai Sekolah menengah Akhir ataupun yang sederajat ( ADS) ditambah orang yang tertarik pada dakwah
sejak memasuki masa perkuliahan ( ADK/Simpatisan) tidak menyebar begitu merata
di semua jurusan, ada beberapa jurusan yang hanya memiliki lima orang , tiga
orang , atau pun bahkan hanya sendirian.
Namun hal ini tidak menjadi alasan buat kita untuk
meninggalkan dakwah di jurusan dan melarikan diri ke wajihah yang lain.
Di antara sekian jenis
kemiskinan, yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan azam, tekad bukannya
kemiskinan harta (Rahmat Abdullah)
v
Perbedaan
Fikroh Harokaiah
Ketika banyak orang ingin ingin menuju tempat yang sama ,
namun berlaianan jalan dalam menempuhnya, adalah sebuah hal yang wajah dalam
fitrah manusia.Tidak terkecuali dengan fikrah ( cara berfikir) perjuangan
dakwah.
Dibeberapa jurusan hal ini menjadi kekayaan sendiri ketika
banyak “gender” pola pemikiran perjuangan dakwah di dalamnya, sehingga hal yang
salah ketika melahirkan perdebatan
diantaranya , lalu menimbulkan niatan untuk meninggalkan beban dakwah . lalu
beralih ke tempat yang lain.
Sebut saja di jurusan A , ketika ada beragam Fikroh Harokaiah
di dalamnya, Jamaah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Salafi dll. Dengan perbedaan
yang ada semuanya seolah disibukkan dengan jalannya sendiri-sendiri, LDJ
ditinggalkan diurusi oleh satu golongan saja. Ketika ditanya, Bagaimana kondisi
LDJ antum, dengan singkat ia menjawab, “Itu bukan urusan saya lagi.” Na
udzubillah. Mudah-mudahan hal ini terlepas jauh dari diri kita.
Perihal tinggal-meninggalkan LDJ dikarenakan perbedaan Fikroh
tadi membuat peluang rapuhnya barisan dakwah di jurusan . Padahal sudah menjadi
aib yang diketahui oleh khalayak umum bahwa kader LDJ itu sangat sedikit
dibandingkan dengan organisasi mahasiswa yang lain.
Dan proses tinggal-meninggal ini akan menjadi titik akhir
sedikitnya aktifis di Lembaga Dakwah Jurusan .
Disalah satu Jurusan di ITS, sebut saja ia adalah LDJ K, ada
tiga orang bersahabat yang terbiasa duduk bersama mengkaji keberlangsungan LDJ
nya.Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika salah seorang dari tiga
sekawan ini tahu bahwa kedua temannya sudah tergolong kedalam Harokiaiah yang
berbeda dengan ia dan mulai saat itu hilanglah pola komunikasi antara mereka ,
tinggallah ia sendirian tanpa mempedulikan kedua rekan nya tadi, padahal Allah
telah membuktikan pada kita barisan yang kokoh akan selalu mendapat pertolongan
dari Allah, coba kita ingat peristiwa perang Badr,penaklukan Andalusia ataupun
bahkan komposisi pasukan pada saat perang Muth’ah. Perbandingan jamaah yang
sampai pada 1:9 , namun semua hasil selalu diluar logika dari manusia.ketika
Allah menjanjikan aka nada “hadiah indah” dari Allah pada mereka yang
menegakkan syariatnya di muka bumi ini dengan cara berjamaah.
Kembali pada cerita awal di jurusan K, akhirnya al-akh ini
kewalahan untuk mengurusi secara keseluruhan keberlangsungan LDJ dan akhirnya
LDJ K pada saat itu berjalan stagnan.tidak ada perubahan yang begitu berarti.
2.
Membentuk Kesolid-an Stuktur sehingga kita tidak
lagi sendirian
Ketika kita berada di kondisi single fighter, apa hal yang
akan kita lakukan untuk membentuk sebuah stukture yang solid sehingga kita
tidak lagi bekerja sendi, beberapa hal yang harus kita benahi diawal adalah
sebagai berikut berdasarkan hal-hal yang membuat terjadinya kondisi single
fighter seperti yang dipaparkan sebelumnya.
v
Membentuk Satu Kelompok Mentoring
Ketika teman seperjuangan yang satu angkatan sudah mulai
menjauhkan langkahnya dari Lembaga dakwah jurusan dan tidak berniat untuk
kembali lagi, kita tidak boleh berlama-lama pada kondisi ini.Membentuk satu
kelompok mentoring yang tepat satu angkatan dibawah ataupun dua tahun dan seterusnya dengan
komposisi kader-kader terbaik dari jurusan yang siap untuk diarahkan adalah
langkah konkret untuk menghilangkan single fighter pada sebuah Lembaga dakwah
jurusan. Sedangkan metode pengkelompokkan
telah dibahas di BAB sebelumnya.Karena, ketika pada tahun kita terjadi
single fighter , harapannya tidak pada tahun setelah kepengurusan kita.
v
Memperbaiki Alur Komunikasi
Bersinggungan dengan bahasan sebelumnya tentang
komunikasi,setelah kita membahas bahwa komunikasi adalah salah satu point yang
sering memunculkan terjadinya single fighter, kita akan coba memperbaiki
komunikasi yang telah dibahas sebelumnya.Ada pun pola komunikasi yang kami
tawarkan adalah,
-
Fadiyah
Pendekatan personal , pada setiap orang yang kita anggap
sebenarnya masih mau bersumbangsih untuk keberlangsungan agenda dakwah di
jurusan.Bisa jadi orang-orang yang kita lihat menjauh dari dakwah sebenarnya
sangat berhasrat untuk berjuang bersama – sama , namun dikarenakan tidak tahu
apa yang akan dilakukan ia hanya bisa diam dan senantiasa ikut mendoakan.
Metode pendekatan fardiah dapat dilakukan dengan cara-cara seperti berikut,
Mengajak makan bareng habis jumatan di pasar jum’at MMI,
Banca’an makan malam di warung-warung keputih/Jembatan Mer / tempat yang
rekomended CakHar dan CakBas ,bisa juga dengan pendekatan mata
kuliah sambil belajar bareng men-design
ataupun kalkulus-fisdas.
Pada saat-saat seperti diatas kita selipkan pembicaraan yang
berkaitan dengan kondisi kampus dan jurusan terutama kondisi dakwah jurusan.
Lalu mengajaknya kembali untuk bergabung dan memperbaiki keadaan yang ada
bersama-sama.
-
Jama’ah
Memperbaiki pola komunikasi secara jamaah adalah hal yang
sangat rumit ketika kita beda menjadi satu bagian di dalamnya.Namun hal ini
akan kembali menjadi kelebihan ketika kita memposisikannya dengan sikap yang
tepat, adapun langkah – langkah yang kami sarankan untuk memperbaiki pola
komunikasi secara komunal contohnya, Mengadakan
MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa).Mabit adalah media yang paling jitu untuk
memperbaiki pola komunikasi antara aktivis dakwah.Namun, ketika kita berda pada
keadaan , “bagaimana ingin MABIT ! sedangkan syuro saja tidak ada yang datang.
Pembenahan yang kita lakukan adalah menggunakan media Surat resmi sebagai
Undangan, bukan hanya sekedar SMS, karena mudah kehapus. Langkah ini pernah
dilakukan pada teman-teman di jurusan Teknik Sistem Perkapalan pada tahun 2010
silam dan hasilnya sangat memuasakan karena target yang kita inginkan yaitu
mendatangkan teman-teman yang sudah mulai jarang kelihatan akhirnya kembali
bersama kita.
Ketika Mabit tidak mendapatkan Respone yang begitu
signifikan,langkah yang harus kita tempuh adalah mencoba mengkonsep acara
RIHLAH dan lagi-lagi mengundang target peserta yang sama dengan surat undangan
resmi.
-
Syuro rutin PH , Departemen dan Iqob
Setiap minggunya minimal satu kali PH LDJ harus duduk bareng
membahas perkembangan LDJ,permasalahn yang timbul disetiap lini. Hal ini akan
membantu pemecahan maslah secara bersama dengan sistemik.Namun, syuro rutin ini
bukan hanya sebagai sarana pemecahan masalah sehingga saat tidak ada masalah
yang ditemukan maka membuat kita berpikir tidak usah ada syuro yang
dilakukan,pemikiran seperti ini sangat salah, karena ada momentum besar pada
saat syuro rutin yaitu Silaturrahim.maka oleh karena itu seni mengolah syuro
juga menentukan kapasitas dan kualitas sebenarnya dari masing-masing LDJ
Sedangkan iqob , disni dimaksudkan adalah adanya hukuman yang
telah disepakati bersama semua anggota syuro disaat adanya
pelanggaran-pelanggaran selama berlangsungnya syuro. Contohnya siapa yang telat
wajib membawa konsumsi untuk akhwat yang ikhwan push-up 20 kali.Atau bahkan
yang lebih keren PR hafalan.
v
Memperbaiki Manajerial
Pembagian tugas yang tidak merata pada setiap aktivis akan
membuatnya mulai gamang dalam mengikuti seluruh agenda dakwah.Manajemen yang
tidak bagus akan melahirkan gerakan yang tidak beraturan dan mendekati
kehancuran. Shaiykh Mustofa Mansyur berkata ,” Amal Islami harus berjalan
secara takhtith (perencanaan) yang teliti tidak boleh asal-asalan, spontanitas
dan reaksioner.Krena itu untuk mencapai keinginan bersama, amal jama’I harus
menentukan program yang jelas dengan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran yang telah diputuskan.
“sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barissan yang teratur
seakan akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.( As-Shof : 4)
Manajerial yang baik adalah fungsi kualitas mengakselerasi
kenerja dan mengobtimalkan hasil dan penataan yang rapid an tertatur dan
tentunya terus mengawasi ( quality control) perkembangan sejauh mana LDJ dapat
kembali menstimulus semua agenda dakwah jika pernah berhenti, maka oleh karena
itu perlu adanya Evaluasi demi evaluasi, semakin sering LDJ melakukan evaluasi
maka semakin banyak ide konkret yang akan di dapatkan
v
Memperbaiki Operasional
Arahan kerja dakwah jurusan harus benar-benar sesuai dengan
grand design yang telah ditetapkan diawal dengan analisa SWOT yang telah
dilakukan sebelumnya agar terjadi kesinambungan kkerja dakwah dari masa ke masa
, tidak berjalan ditempat.Kesinambungan kegiatan dengan target-target yang
telah diputuskan sebelumnya akan mewarnai semua aktivitas jamaah dan akan
membuat semua aktivis merasa memiliki akan LDJ nya masing-masing.Contoh
konkretnya adalah, adanya kegiatan LDJ setiap bulannya
Ada juga beberapa hal yang penting kita benahi demi
terwujudnya kondisi LDJ yang sama-sama kita inginkan, sehingga mengantisifasi
terjadinya single fighter di Lembaga Dakwah Jurusan.adapun antara lain,:
v
Pemilihan Mash’ul ( Pemilihan Pemimpin)
“Komandan adalah gambaran dari kondisi Pasukannya, sedangkan
kondisi Pasukan adalah gambaran keadaan pemimpinnya.”
Seorang pemimpin adalah Ruh dari Organisasi, orang yang siap
terus termotivasi dan siap memotivasi dengan segala keadaan.Namun, ketika
pemimpin yang telah ditetapkan mencontohkan prilaku yang seolah tidak mau tahu
dengan kondisi lembaga, dibiarkan berjalan sendiri akan memanjakan semua jamaah
dalam ke-stagnanan dalam bertindak.Maka oleh karena itu ada tahapan yang harus
ditempuh dalam memilih seorang pemimpin.Antara lain :
-
Yang paling fasih pengetahuan keislamannya
-
Yang paling bagus akhlaknya
-
Kurva sinus semangatnya cepat bangkit dari
keterpurukan
-
Siap memotivasi
-
Akrab dengan rekan seperjuangan
-
Akademik yang baik
Jika memang benar-benar
ada orang yang memenuhi syarat diatas , ia harus kita majukan sebagai seorang
mash’ul . tanpa harus memikirkan dalih yang lain, karena beban dakwah akan
semakin terasa jika menjadi seorang mash’ul , jauh berbeda jika kita hanya menjadi
jundi saja.
dalih ingin aktif di lembaga yang lain sementara dismpan dulu , karena kekuatan
dakwah kampus ITS itu harus kita akui terletak di pembinaan masing-masing
LDJ/jurusan. Sehingga prioritas perbaikan dakwah di jurusan harus kita
utamakan.
Mudah-mudahan dengan
adanya tahapan proses terjadinya peristiwa single fighter dan bagaimana cara menyikapinya. Dapat
membuahkan semangat bari bagi seluruh aktivis dakwah jurusan untuk terus
membenahi diri dari masa ke masa. Dan kembali menjaga keberlangsungan dakwah.
“Keberhasilan Dakwah dalam Jurusan adalah
keberhasilan dakwah se-ITS.sedangkan keberhasilan Dakwah di-ITS adalah
keberhasilan dakwah se-Indonesia”.Harapan itu masih ada
“wallohu a’lam”