Monday, July 1, 2013

PULANG-lah : untukmu para perantau




Pulanglah , bukan karena rindu ,”
uang,waktu tak jadi alasan buat bertemu
wajah-berseri sudah lama menanti
sebelum senyumnya lenyap
di TELAN WAKTU

Bayangan yang mulai samar untuk terhayal, akal pun sulit untuk menghantar respon pada otak yang tak terdiskripsikan lagi,lama nian ia tak pulang.Angkuh,pada diri sendiri , merasa pulang itu tak ada guna,apalagi buat mereka perantau penganut sakte “Pulang malu, tak pulang Rindu.”
SULIT.memang. menafsir kata pulang, terlebih pada jarak yang tak terpeta oleh akal mengarungi samudera , menyeberangi selat sunda , atau hayal teknologi menembus akal sehat letih yang seharusnya ditempuh hampir seminggu pun dilibas hanya dengan 3 jam lebih sedikit.
Itu dia , kata yang sangat sakral berubah biasa sekarang.tentunya untuk para perantau “PULANG”.
tak kan kita bahas kenapa terjadi pergeseran pada makna dan sakralnya satu kata ini.yang ingin penulis tekankan pada tiap sendi yang masih bisa berkontraksi , PULANG-lah.


Mereka pun me-RINDU

Ter-kisah lah pada tahun 8 H , tepatnya 20 Ramadhan sekelompok pribumi yang terusir karena kecintaan mereka pada dien nya, terdampar kesana kemari , hingga akhir nya di tanggal itu mereka yang mencinta titah Rabb nya, yang setia pada janji perjuangan , yang lama merindu dan tak bisa melangkah kan kaki barang sedikitpun.FATHUL MAKKAH. 
Ketika kampung halaman mereka rebut kembali,disambut teriakan takbir disana – sini . mereka hancurkan berhala-berhala angkuh yang menghantui batok kepala bangsa nya saat itu.tak jera lah kita berbicara tentang kemengan dien ini, namun hal yang harus tetap kita ingat adalah RASUL pun ingat Pulang.
Termaktup lah dalam perkataan kekasih yang dipilih,Rasululloh saw pada kampung halamannya 
 
واللهإنكلأحبّأرضاللهإلىاللهوأحبأرضاللهإليَّ،ولولاأنأهلكأخرجونيمنكماخرجت
“Demi Allah, Engkau adalah tempat (bumi) yang paling aku cintai sekiranya pendudukmu tidak mengusirku, maka aku tidak akan keluar darimu “..
Dan Allah pun membalas rasa rindu dan kasih itu
Allah berfirman:

إِنَّالَّذِيفَرَضَعَلَيْكَالْقُرْآنَلَرَادُّكَإِلَىمَعَادٍ

“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali”. (Al-Qashash:85)

Pernah suatu tika “kekasih terpilih” itu pun mendengar gambaran dan kondisi kota Mekkah dari salah seorang sahabat Ashil, meneteslah air mata yang mulia lalu bersabda:

 “wahai Ashil, biarkanlah hati-hati ini merindukannya”
Ku tahu kau pun rindu kawan, tapi tak sehebat mereka.Bukan karena rasa malu mereka tak pulang, namun perintah hijrah lah yang menahan hasrat untuk patuh. Ku tahu kau jua menetes kan air mata kawan,tapi tak sehebat mereka “MENANGIS” karena rasa cinta bukan seperti kita kawan, menangis karena tak sanggup memiliki.


Banyak senyum yang menanti
“birrul walidain-lah sebelum ia hanya sebatas doa”
Terberita seorang hamba yang sungkan melangkahkan kaki ke tanah kelahirannya, hampir genap 5 / lima tahun lamanya.adik kecil yang ia tinggalkan dulu sekarang sudah menjadi bunga desa dambaan setiap pria.Belum lagi cerita tentang si “bintang” yang tak kenal raut wajah kanda nya.wajar bintang masih dalam gendongan tika si Sulung merantau mencari keberkahan ilmu ke pulau sebelah.
Apa daya waktu tak bisa menunggu.Ayah,ibu dan kedua adik manisnya dilibas gulungan ombak “tsunami aceh”.apa daya kondisinya saat ini, ibu dan ayah tersayang yang dilihatnya lima tahun kemaren belum lagi raut wajah kedua adiknya yang mulai samar diingatan.PUNAH.satu harapan yang hilang saat itu, “moga syurga mempertemukan mereka”.sekarang harta yang ia kumpulkan, ilmu yang ingin ia cari balas cinta kasih ayah dan ibu tak berguna lagi.hendak kemana ia merintih , ntah kemana ia menangis . sekarang baktinya hanya sebatas “DOA” saja.
HEBAT nian kisah uwais al-qorni yang dimuliakan karena bakti pada umminya.berbalik jelas dengan kondisi si fulan/fulanah yang masa kecil tak begitu bermakna atau sudah terlupa , masa remaja dan beranjak dewasa pun harus ia habiskan di asrama hingga melang-lang buana ke tanah jawa , sekarang ia menikmati birunya eropa.kapan ia ingin berbakti pada bunda dan abii-nya , tika ia ingin kembali kedua sudah menua , tak kenal rasa pizza dan tahu – tempe sudah sulit membeda. Mana kenikmatan dunia yang ingin diberi pada mereka?
Ah, sudahlah cukup kah rasa bangga akan anaknya yang bisa kuliah di tanah jawa melanglang buana ke Eropa kau jadikan wujud bakti mu pada nya, ayoolah kan sudah ku bulang kawan , PULANG-lah.
Tak cemburu kah kita dengan do’a Raululloh pada al-Qorni karna sayangnya pada ibu nya

, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Kenapa bisa seperti itu ?
Ketika kita sekarang punya seribu asa bahkan cita yang ingin diraih saat itu seorang hamba yang rapuh di pinggir yaman, hanya punya satu cita “bertemu rasululloh saw.”Namun cita itu tak bisa diraihnya dikarenakan rasa cintanya pada ibunya yang renta,tua,bisu,tuli dan lumpuh.Bertemu dengan Raululloh harus ia kubur dalam-dalam.
Termaktublah dalam siroh nabawiyah bahwa cinta nya pada Rasul suatu ketika tak tertahan kan lagi, ketika tersebar sebuah berita bahwa Rasul pada perang uhud cedera giginya, rasa rasa cinta yang amat terlebih pun, ia cedera I giginya agar impas.begitulah caranya menyampaikan cintanya pada Rasululloh.Tak tertahankan lagi rindu itu.diceritakanlah pada ibunya CITA dan asanya ingin bertemu dengan Rasul.ibunya pun menangis,mendengar syahdu cita anaknya.terasa seperti mengurung cita al-qorni dengan rahmat Allah ia perbolehkan anaknya bertemu dengan Rasul.Berangkatlah ia ke makkah.Namun setali tiga uang, saat itu rasul sedang tak ada di rumah ia hanya menemui ummahat AYsah disana.tak sempatlah ia menunggu agar rasul pulang, ia pun pergi pulang ke Yaman menemui Ibunya, ia tak ingin ibunya tertinggal begitu lama.AKHIRNYA,IA TAK BERTEMU CITA.
Sepulang rasul bertemu dengan aysah, diceritakanlah niatan alQorni ingin menemuinya, lalu rasul pun berdo’a.

, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Masihkan kau jadikan CITA sebagai alasan berbakti padanYA .. ?