Jasad mengadu pada “ruh” mengungkapkan rasa senang tiada tara, sudah setahun lamanya ia hidup urakan, mulai dari makan , minum , olahraga hari demi hari terlewati dan terkadang mersa tak begitu bermakna.Sedangkan Ruh mengernyitkan dahi enggan bertanya , apalagi hendak berkeluh kesah pada jasad.Padahal pikirannya berkecamuk dengan rasa “RINDU”.wajarlah,sudah setahun tak bertemu.
JARANG ! memang . kita menstimulus “RUH” mengetahui keluh
kesahnya, sedikit berbagi dengan cerita-cerita yang tersusun rapi disetiap
sudutnya.Sedangkan “RUH” ini pemalu , takkan mau berbagi kalau tak
ditanya,terkadang walau kita hendak berramah ria ia pun sungkan mengungkap
nya.Sedangkan jasad akan terlihat jelas pada pandang mata , direkam
lensa.Gemuk, kurus , hitam , putih , tinggi , pendek; itu semua bias jasad yang
tergambar jelas hingga niat ingin memperbaiki akan tersusun rapi.
Yapz, kali ini JASAD dan RUH ingin berbagi tentang teman
lama mereka “RAMADHAN”.
Pertama , kita bahas beragam rasa gembira JASAD ingin
menjumpai sobat lamanya.
- JASAD yang lapar
apalagi yang tak dirindu olehnya kecuali gambaran meja makan disaat sahur dan
berbuka.Golongan jasad ini hanya akan mendapatkan lapar dan haus saja.Tak lebih
dari itu.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ
مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ رواه أحمد و
ابن ماجه
“Betapa banyak orang yang berpuasa bagian
yang ia dapatkan (hanyalah) lapar dan dahaga” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
2. JASAD perindu
Berbeda
dengan sahabatnya si lapar yang menyuguhkan beragam hadiah untuk lelahnya
seharian di meja makan “perindu” lebih mencukupkan hidangan kecil nan sederhana
sebagai pengganti kerja kerasnya
seharian.
Imam
Asy-syafi’I berpesan : “kita adalah pemburu Syurga dan buronan NERAKA.
Banyak hal
yang harus dipersiapkan seorang Pemburu untuk menaklukkan buronannya , mulai
dari tajamnya anak panah hingga cara ia membidikknya.begitu jua nian buronan
yang sudah terbiasa dengan tehnik dan trik dari pemburu, mudah saja baginya
mengelak.
Begitu jualah
seorang pemburu memaknai buruannya , tak akan bisa seorang pemburu melakukannya
tekhnik yang sama untuk buruan yang sama jua. Sedang JASAD akankah masih dengan
tehnik lamanya (di tahun lalu ) dengan memicingkan mata akan berjibunnya
makanan penggugah selera? ingat BURONON
tak akan mau jatuh pada lubang yang sama. Maka, jasad – jasad perindu perlu
memperbaiki misi dan metode pendekatan yang digunakan untuk menaklukkan Ramaadhan
kali ini.
Kedua , tak mau kalah dengan jurus-jurus ampuh jasad , RUH
yang terbiasa menyendiri pun ingin berbagi dengan rasa rindunya.
1.
Ruh yang pincang
Mereka adalah sekelompok orang
yang tak merasa mesra akan sahabat lamanya. TABU.dalam kesendirian seolah sama
saja.datang atau tidak sahabatnya ini.orang bijak berkata ,
“Hanya orang fasik dan zhalim yang
mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan,bahkan mereka mencela,membenci, dan
menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang hawa nafsu yang senentiasa
diperturutkannya.”
2.
Ruh yang menanti
Harga sebuah PENANTIAN adalah
tidak akan memperbolehkan pertemuan berlalu tampa makna.saat bertemu sahabatnya
mereka ibarat PAHLAWAN yang kehausan;tapi dahaga mereka hanya akan tersembuhkan
oleh syurga;semangat berinfak lebih bergairah daripada poster DISKON di
ramaya*a;semangat beribadah yang tak terkalahkan oleh semangat berhura
Beratnya pertemuan dimaknai
berbeda , ketika Allah yang diadui;diharap;ditakuti;dan dicintai;ada tersabda “Phalamu
senilai kadar kepayahanmu.”Tak ada yang bisa kita pamerkan kala bertemu
dengannya, tidak awalnya sahur,akhirnya berbuka, tidak jua lemasnya
badan,apalagi segarnya penampilan.Bertemu dengannnya ialah bagaikan SANLAT
tarbiyah sunyi untuk bermesra dengan Rabb-nya;ada tersabda firman Qudsi
“maka puasa itu hanyalah
untukKU,aku saja yang akan membalasnya”