Sunday, June 30, 2013

KEMARILAH (kawan) : “Sudah lama aku (menunggu)



Jasad mengadu pada “ruh” mengungkapkan rasa senang tiada tara, sudah setahun lamanya ia hidup urakan, mulai dari makan , minum , olahraga hari demi hari terlewati dan terkadang mersa tak begitu bermakna.Sedangkan Ruh mengernyitkan dahi enggan bertanya , apalagi hendak berkeluh kesah pada jasad.Padahal pikirannya berkecamuk dengan rasa “RINDU”.wajarlah,sudah setahun tak bertemu.

JARANG ! memang . kita menstimulus “RUH” mengetahui keluh kesahnya, sedikit berbagi dengan cerita-cerita yang tersusun rapi disetiap sudutnya.Sedangkan “RUH” ini pemalu , takkan mau berbagi kalau tak ditanya,terkadang walau kita hendak berramah ria ia pun sungkan mengungkap nya.Sedangkan jasad akan terlihat jelas pada pandang mata , direkam lensa.Gemuk, kurus , hitam , putih , tinggi , pendek; itu semua bias jasad yang tergambar jelas hingga niat ingin memperbaiki akan tersusun rapi. 

Yapz, kali ini JASAD dan RUH ingin berbagi tentang teman lama mereka “RAMADHAN”.
Pertama , kita bahas beragam rasa gembira JASAD ingin menjumpai sobat lamanya.

  1. JASAD yang lapar
      apalagi yang tak dirindu olehnya kecuali gambaran meja makan disaat sahur dan berbuka.Golongan jasad ini hanya akan mendapatkan lapar dan haus saja.Tak lebih dari itu.

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ  رواه أحمد و ابن ماجه

“Betapa banyak orang yang berpuasa bagian yang ia dapatkan (hanyalah) lapar dan dahaga” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


         2.   JASAD perindu

Berbeda dengan sahabatnya si lapar yang menyuguhkan beragam hadiah untuk lelahnya seharian di meja makan “perindu” lebih mencukupkan hidangan kecil nan sederhana sebagai pengganti  kerja kerasnya seharian.

Imam Asy-syafi’I berpesan : “kita adalah pemburu Syurga dan buronan NERAKA.
Banyak hal yang harus dipersiapkan seorang Pemburu untuk menaklukkan buronannya , mulai dari tajamnya anak panah hingga cara ia membidikknya.begitu jua nian buronan yang sudah terbiasa dengan tehnik dan trik dari pemburu, mudah saja baginya mengelak. 

Begitu jualah seorang pemburu memaknai buruannya , tak akan bisa seorang pemburu melakukannya tekhnik yang sama untuk buruan yang sama jua. Sedang JASAD akankah masih dengan tehnik lamanya (di tahun lalu ) dengan memicingkan mata akan berjibunnya makanan penggugah selera?  ingat BURONON tak akan mau jatuh pada lubang yang sama. Maka, jasad – jasad perindu perlu memperbaiki misi dan metode pendekatan yang digunakan untuk menaklukkan Ramaadhan kali ini.

Kedua , tak mau kalah dengan jurus-jurus ampuh jasad , RUH yang terbiasa menyendiri pun ingin berbagi dengan rasa rindunya.

1.       Ruh yang pincang
Mereka adalah sekelompok orang yang tak merasa mesra akan sahabat lamanya. TABU.dalam kesendirian seolah sama saja.datang atau tidak sahabatnya ini.orang bijak berkata ,
“Hanya orang fasik dan zhalim yang mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan,bahkan mereka mencela,membenci, dan menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang hawa nafsu yang senentiasa diperturutkannya.”
2.       Ruh yang menanti
Harga sebuah PENANTIAN adalah tidak akan memperbolehkan pertemuan berlalu tampa makna.saat bertemu sahabatnya mereka ibarat PAHLAWAN yang kehausan;tapi dahaga mereka hanya akan tersembuhkan oleh syurga;semangat berinfak lebih bergairah daripada poster DISKON di ramaya*a;semangat beribadah yang tak terkalahkan oleh semangat berhura
Beratnya pertemuan dimaknai berbeda , ketika Allah yang diadui;diharap;ditakuti;dan dicintai;ada tersabda “Phalamu senilai kadar kepayahanmu.”Tak ada yang bisa kita pamerkan kala bertemu dengannya, tidak awalnya sahur,akhirnya berbuka, tidak jua lemasnya badan,apalagi segarnya penampilan.Bertemu dengannnya ialah bagaikan SANLAT tarbiyah sunyi untuk bermesra dengan Rabb-nya;ada tersabda firman Qudsi
“maka puasa itu hanyalah untukKU,aku saja yang akan membalasnya”


1 comment: