Artikel Desember
ARTIKEL SANTRI : RAHMAT RIZKI BATUBARA
Kementrian Kelautan Berikan Hadiah 1,5 T untuk Nenek Moyang
nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa
lagu karangan Ibu Sud di era-40-an itu kembali menjadi cambuk besar bagi bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan tradisi nenek moyang bangsa ini, yang sudah tentu menjadi senjata pamukas.Kenapa tidak? Bayangkan saja, sebagai Negara Maritim bangsa ini memiliki sekitar 17.504 pulau yang menyebar diseluruh Indonesia.Potensi besar yang sudah lama terkubur dan belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah dari tahun ke tahun sehingga membuat perkembangan dunia Maritim di Indonesia untuk beberapa waktu tertinggal jauh dibandingkan dengan perkembangan ke-agrarisanya sendiri, kita lihat saja dari perhatian pendidikan di Indonesia, dari berbagai perguruan tinggi di negeri ini yang menyediakan program studi ke-maritim-an hanya beberapa Universitas saja, jelas berbanding terbalik dengan perkembangan ke-Agraris-an yang hampir seluruh propinsi di negeri ini memiliki program studi tersendiri di masing-masing perguruan tinggi.”pertanyaannya, Sudah berapa jauh ke-maritiman tertinggal?”
ketertinggalan inilah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kita khususnya dan bagi ihak pemerintah tentunya, untuk lebih melirik perkembangan dunia Maritim untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat yang dari tahun ke-tahun malah semakn menurun.
Kenapa tidak? Seperti yang dilangsir di antara news,” Kondisi nelayan Indonesia terancam semakin sulit seiring tidak adanya jaminan pemerintah untuk menambah alokasi bahan bakar minyak bersubsidi bagi nelayan dalam APBN Perubahan 2010. Kekurangan BBM subsidi bagi nelayan setiap tahun sekitar 1,2 juta kiloliter.
Yah, sudah banyak sekali penyakit yang di derita elayan selama ini sehingga membuat satu-persatu kapal mereka terpaksa terdampar di pinggir pantai dan tidak melaut lagi.
Sudah Sudah saatnya bagi pemerintah untuk memberikan perhatian khusus kepada Nelayan yang selama ini di anak tiri kan.Maka oleh karena itu ,” Kementerian Kelautan dan Perikanan merencanakan restrukturisasi atas 1.000 perahu tanpa motor milik nelayan pada tahun 2011 Total anggaran yang diusulkan untuk restrukturisasi itu Rp 1,5 triliun. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengemukakan hal itu di Jakarta, Senin (1/3).
Restrukturisasi kapal akan memperluas daya jelajah nelayan. Hal itu diharapkan menekan praktik pencurian ikan di perairan Indonesia, khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEEI). Pihaknya, ujar Fadel, akan mengajukan anggaran untuk restrukturisasi kapal dalam rancangan APBN 201L "Masih banyak kapal nelayan kita tidak bisa menjangkau laut lepas. Ini memicu pencuri dari negara lain untuk terus mengambil ikan kita," ujar Fadel.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Dedy Sutisna mengemukakan, restrukturisasi kapal berupa penggantian perahu tanpa motor milik nelayan berbobot mati di bawah 30 gross ton % (GT) menjadi kapal motor berbobot lebih dari 30 GT beserta alat tangkap ikan. Kapal itu dirancang berbahan baku kayu ataupun fiberglass.
Dedy mengatakan, sebanyak 45 persen dari total 425.000 armada kapal nelayan berupa perahu tanpa motor. Dengan peralatan seadanya itu, daya jangkau nelayan terbatas hanya pada pinggiran pantai hingga perairan berjarak kurang dari 12 mil.
Melalui restrukturisasi kapal, nelayan diharapkan mampu menjangkau tangkapan lebih dari 12 mil sampai ke laut lepas. Penyediaan kapal itu akan disalurkan kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan. Saat ini, ujar Dedy, pihaknya sedang melakukan pemetaan wilayah yang memerlukan restrukturisasi kapal nelayan.
Beberapa daerah yang diprioritaskan adalah pantai utara dan pantai selatan Jawa, yang mengalami kemerosotan sumber daya ikan akibat penangkapan berlebih. Fadel menambahkan, restrukturisasi kapal membutuhkan dukungan bahan baku Misalnya, kayu untuk bahan baku pembuatan kapal.
Menurut Fadel bantuan kepada nelayan ini merupakan bentuk insentif yang diberikan pemerintah bagi kesejahteraan para nelayan.”bantuan untuk nelayan kita berikan tiga, kalau masalah cuaca nelayan gak bisa melaut kita akan berikan insentif bagi mereka, kedua alat tangkap juga disediakan untuk membantu mereka dan yang ketiga kita membuat penyuluhan-penyuluhan” ujar Fadel Muhammad.
Fadel Muhammad juga mengakui kini pihaknya juga sedang melakukan kajian terhadap rencana kenaikan tarif dasar listrik terutama terhadap dampaknya pada industri perikanan nasional karena dikhawatirkan akan menyebabkan pengurangan terhadap nilai kompetitif perikanan Indonesia.
Semoga akan selalu ada perbaikan kepada kubangan potensi kelautan di Indonesia yang siap menjadi senjata rahasia perbaikan kesejahteraan bangsa ini.
No comments:
Post a Comment