Tuesday, December 13, 2011

KALO AKU BONEK, kon kate lapo?



Oleh : Rahmat Rizki Batubara


“yo opo lae?jadi ikut nge-Bonek g ntar?

Lewat sebuah pesan masuk dlam hp jadul milikku,salah seorang sodara awak di jurusan coba mengajak mendukung langsung tim sepak bola ANDALAN kota Surabaya ini.PERSEBAYA
Tanpa basa-basi lagi, ku balas SMS tantangannya itu ! 

“Siap!LAKSANAKAN!”

Minggu , 11 Desember 2011.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 18.00,kurogoh mushab kecil kesayangnku seraya membaca kalimah-demi kalimah NYA menyejukkan hati sejenak.tak lama kemudian dua buah sepeda motor sudah nangkring di depan kos-kosan.”Brangkatt,sorak mereka!!
Seperti biasa laju semangat supporter BONEK yang mengalir di hati-hati kami tak membuat lampu merah sebagai penghadang.kecepatan tinggi laju sepeda motor pun tak luput turut menemani perjalanan menuju pertandingan.

Banyak hal kecil yang dapat ku pelajari malam mini,
Sesampainya di halaman GELORA SEPULUH NOPEMBER , kandang si “ijo” julukan PERSEBAYA.terlihat olehku banyak sekali pemuda yang hampir kelihatan tua menawarkan karcis-karcis portable , kartis praktis yang langsung bisa dipakai supporter yang belum punya tiket,mereka adalah bapak-bapak calo tiket,dengan beberapa butir rangkaian kata terbaik untuk menawarkan tiket pertandingan,ia coba menyapa ribuan calon penonton malam ini.Telaten sekali,tampak bahwa ia sekilas mengetahui calon penonton yang belum punya tiket tampa harus bertanya terlebih dahulu,ia sudah cukup terlatih dalam hal ini.

Tidak cukup dengan beberapa kali lambaian tangan yang melambangkan penolakan kepada bapak-bapak yang menawarkan tiket yang sudah bengkak harganya itu,beberapa orang  laki-laki yang kelihatan lebih tua lagi dari bapak yang menawarkan tiket itu mencoba menawarkan jasanya atas tempat PARKIR sepeda motor.bayangkan saja satu motor malam itu dihargai sebesar 3000,rupiah.
Kami pun berjalan menyikuti ayunan kaki menuju ruang dalam stadion dengan pemeriksaan terlebih dahulu atas senjata bahaya dan barang terlarang oleh pihak terkait.ku langkahkan kakiku tahap demi tahap ank tangga stadion itu menuju ruang utama.

Sruufffff…ooo..oooo..ooooo..

Sorak suara bajul ijo serasa menyambut kedatangan kami,peeenuhhh…sesak sekali.hanya ada tempat kosong dibawah pohon tua yang masih tersedia dan tampaknya menunggu kami tuk jadi penghuninya.
Kusandarkan tangan kananku menindih pohon tua,kucoba menyapu pandang sekeliling isi stadion , mereka semua dalam sorakan yang sama,atribut yang sama.dan tentunya sorakan yang sama.apalagi ketika nyanyian membelah isi stadion .
Kalian tahu kawan, ketika sorakan “persebaya-jago” berulang ulang..malah yang dimisuhin itu adalah tim yang sama sekali tidak ada sangku pautnya dengan pertandingan malam itu ,AREMA MALANG….
Sekelompok jama’ah yang sudah tahu siapa musuh mereka..sekelompok jama’ah yang siap tempur demi membela asa mereka,bukan atribut ijo yang mereka pakai.tapi tanah dan darah semangat Bung Tomo yang menggelora yang menjadi kartu As disetiap pertandingan.
Kadang aku iri dengan mereka yang tak pernah lelah kelihatan melambaikan tangan selama pertandingan bersorak sekerasnya melambaikan tangan dengan syal bertulis PERSEBAYA ,klub andalan mereka , sampai sekarang belum pernah aku menemukan kumpulan jma’ah yang jauh lebih dekat ikatan hatinya  seperti mereka walaupun tak saling kenal senyuman dan jabatan tangan adalah andalan.BONEK pikirku lagi.
Sesekali pdagang asongan mencoba menjajakan dagangannya , ada yang dagang kacang rebus,jagung bakar,bahkan plastik es lilin yang dimaksutkan tujuan media tempat penyimpan telepon genggam ketika hujan.Tak ingin kalah saing anak ingusan menjajakan nasi bungkus seharga 3000 dapat dua.ya,taraf hidup yang amat sederhana menurutku dibandingkan harga sebungkus nasi padang 9000 rupiah.
Se bakul nasi bungkus pun lenyap seketika oleh ribuan supporter yang memenuhi lapangan,walau pun lauknya hanya secuil telur dadar.

Ku kelilingi lagi pandanganku disetiap sudut stadion ini,
SubhanAlloh,lirih hatiku
Akankah ummat ini bisa bersatu segini saja,yang militansi tidak dipertanyakan lagi, yang tak berlama-lama dalam lampu merah kehidupan sedang ia tahu nanti di akhirat hanya ada kerdap-kerdip lampu hijau tampa pemberhentian.

Jamaah yang kuat dan tahu siapa yang harus mereka musuhi, jamaah yang bisa bersatu dalam satu teriakan yang sama,satu atribut yang sama,tak pandang bulu.jamaah yang kokoh terbangun baginya persahabatan walaupun hanya senyuman dan jabatan tangan disaat  bertemu.
Terakhir, sempat terlihat olehku,di atribut mereka tertulis
“KALO AKU BONEK!! Koen kate lapo?transled kalau aku BONEK,kau mau bilang apa?
Ku simpan kata-kata itu dalam sudut hati yang mulai membusuk,
KALAU SAYA MUSLIM,kamu mau bilang apa?
Wallohu a’lam , ntah kapan kita temukan jma’ah itu!

No comments:

Post a Comment