Oleh : Rahmat Rizki
Batubara
“yo opo lae?jadi ikut nge-Bonek g ntar?
Lewat sebuah pesan masuk dlam hp jadul milikku,salah seorang
sodara awak di jurusan coba mengajak mendukung langsung tim sepak bola ANDALAN
kota Surabaya ini.PERSEBAYA
Tanpa basa-basi lagi, ku balas SMS tantangannya itu !
“Siap!LAKSANAKAN!”
Minggu , 11 Desember 2011.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 18.00,kurogoh mushab kecil
kesayangnku seraya membaca kalimah-demi kalimah NYA menyejukkan hati
sejenak.tak lama kemudian dua buah sepeda motor sudah nangkring di depan
kos-kosan.”Brangkatt,sorak mereka!!
Seperti biasa laju semangat supporter BONEK yang mengalir di
hati-hati kami tak membuat lampu merah sebagai penghadang.kecepatan tinggi laju
sepeda motor pun tak luput turut menemani perjalanan menuju pertandingan.
Banyak hal kecil yang dapat ku pelajari malam mini,
Sesampainya di halaman GELORA SEPULUH NOPEMBER , kandang si
“ijo” julukan PERSEBAYA.terlihat olehku banyak sekali pemuda yang hampir
kelihatan tua menawarkan karcis-karcis portable , kartis praktis yang langsung
bisa dipakai supporter yang belum punya tiket,mereka adalah bapak-bapak calo
tiket,dengan beberapa butir rangkaian kata terbaik untuk menawarkan tiket
pertandingan,ia coba menyapa ribuan calon penonton malam ini.Telaten
sekali,tampak bahwa ia sekilas mengetahui calon penonton yang belum punya tiket
tampa harus bertanya terlebih dahulu,ia sudah cukup terlatih dalam hal ini.
Tidak cukup dengan beberapa kali lambaian tangan yang
melambangkan penolakan kepada bapak-bapak yang menawarkan tiket yang sudah bengkak
harganya itu,beberapa orang laki-laki
yang kelihatan lebih tua lagi dari bapak yang menawarkan tiket itu mencoba
menawarkan jasanya atas tempat PARKIR sepeda motor.bayangkan saja satu motor
malam itu dihargai sebesar 3000,rupiah.
Kami pun berjalan menyikuti ayunan kaki menuju ruang dalam
stadion dengan pemeriksaan terlebih dahulu atas senjata bahaya dan barang
terlarang oleh pihak terkait.ku langkahkan kakiku tahap demi tahap ank tangga
stadion itu menuju ruang utama.
Sruufffff…ooo..oooo..ooooo..
Sorak suara bajul ijo serasa menyambut kedatangan kami,peeenuhhh…sesak
sekali.hanya ada tempat kosong dibawah pohon tua yang masih tersedia dan
tampaknya menunggu kami tuk jadi penghuninya.
Kusandarkan tangan kananku menindih pohon tua,kucoba menyapu
pandang sekeliling isi stadion , mereka semua dalam sorakan yang sama,atribut
yang sama.dan tentunya sorakan yang sama.apalagi ketika nyanyian membelah isi
stadion .
Kalian tahu kawan, ketika sorakan “persebaya-jago” berulang
ulang..malah yang dimisuhin itu adalah tim yang sama sekali tidak ada sangku
pautnya dengan pertandingan malam itu ,AREMA MALANG….
Sekelompok jama’ah yang sudah tahu siapa musuh mereka..sekelompok
jama’ah yang siap tempur demi membela asa mereka,bukan atribut ijo yang mereka
pakai.tapi tanah dan darah semangat Bung Tomo yang menggelora yang menjadi
kartu As disetiap pertandingan.
Kadang aku iri dengan mereka yang tak pernah lelah kelihatan
melambaikan tangan selama pertandingan bersorak sekerasnya melambaikan tangan
dengan syal bertulis PERSEBAYA ,klub andalan mereka , sampai sekarang belum
pernah aku menemukan kumpulan jma’ah yang jauh lebih dekat ikatan hatinya seperti mereka walaupun tak saling kenal
senyuman dan jabatan tangan adalah andalan.BONEK pikirku lagi.
Sesekali pdagang asongan mencoba menjajakan dagangannya , ada yang
dagang kacang rebus,jagung bakar,bahkan plastik es lilin yang dimaksutkan
tujuan media tempat penyimpan telepon genggam ketika hujan.Tak ingin kalah
saing anak ingusan menjajakan nasi bungkus seharga 3000 dapat dua.ya,taraf
hidup yang amat sederhana menurutku dibandingkan harga sebungkus nasi padang
9000 rupiah.
Se bakul nasi bungkus pun lenyap seketika oleh ribuan supporter yang memenuhi lapangan,walau pun lauknya hanya secuil telur dadar.
Se bakul nasi bungkus pun lenyap seketika oleh ribuan supporter yang memenuhi lapangan,walau pun lauknya hanya secuil telur dadar.
Ku kelilingi lagi pandanganku disetiap sudut stadion ini,
SubhanAlloh,lirih hatiku
Akankah ummat ini bisa bersatu segini saja,yang militansi
tidak dipertanyakan lagi, yang tak berlama-lama dalam lampu merah kehidupan
sedang ia tahu nanti di akhirat hanya ada kerdap-kerdip lampu hijau tampa
pemberhentian.
Jamaah yang kuat dan tahu siapa yang harus mereka musuhi,
jamaah yang bisa bersatu dalam satu teriakan yang sama,satu atribut yang sama,tak
pandang bulu.jamaah yang kokoh terbangun baginya persahabatan walaupun hanya
senyuman dan jabatan tangan disaat
bertemu.
Terakhir, sempat terlihat olehku,di atribut mereka tertulis
“KALO AKU BONEK!! Koen kate lapo?transled kalau aku
BONEK,kau mau bilang apa?
Ku simpan kata-kata itu dalam sudut hati yang mulai
membusuk,
KALAU SAYA MUSLIM,kamu mau bilang apa?
Wallohu a’lam , ntah kapan kita temukan jma’ah itu!
No comments:
Post a Comment