Oleh : Rahmat Rizki Batubara
Berbekal sebuah mimpi yang mirip dengan dambaan Umat akan hebatnya Sholahuddin Al-Ayubi, Penakluk Perang Salib tanpa setetes darah pun yang jatuh ke bumi Palestine.
Semuanya bermula dari kemurnian Mimpi, Kekuatan yang tidak
akan pernah hilang walau semua materi sekalipun lenyap dan musnah tak bersisa.
Kali ini Mimpi itu akan dituangkan pada sebuah cawan Rindu
akan lahirnya Generasi Harapan yang kelak akan siap sedia memikul beban ummat
penakluk dan pemecah Mimpi yang sudah mulai abu-abu, pudar dan tidak berbekas,
Tinjulah Congkaknya Dunia Buah Hati-ku Doa kami disisimu
(Iwan Fals,Galang R.Anarki)
(Iwan Fals,Galang R.Anarki)
Sebait lantunan lagu di atas di nyanyikan seorang Ayah pada
putra terkasihnya, yang berlalu di gilas zaman terbuang membusuk dan lenyap bak
sia-sia dalam timbunan buaian dunia.yah pesta itu dinamai Narkoba.
Berawal dari keseluruhan alasan Rindu yang senantiasa
terpampang di sanubari pun membuat ke-Ridhoan Allah senantiasa menuntun sebuah
Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) pun mengambil bagian dalam hal pembinaan
generasi yang selalu di impikan itu melalui sebiah ke-Lembagaan yang disebut
“PENA BANGSA”
Yah, Penulis pun tak ingin membiarkan peluang perbaikan ini
berlalu begitu saja. sebagai wujud bakti bersama untuk perbaikan ummat.Dalam
hati kan ku-baktikan semampu yang bisa dilakukan untuk ummat ini.
Proses pengelompok an pun telah usai, sebagai kakak
pendamping atu lebih keren disebut Mentor penulis mendapat adik
binaan(Mutarabbi) sebanyak sepuluh orang.
SUryo,Am,Zulfan,Andri,Huda,Kevin,Addin,Jafar,Reza.Itulah keseluruhan nama adik-adik manis yang selalu menghilangkan gundah tiap minggunya,karena pendampingan itu biasa di akhir minggu , tepatnya sesaat setelah sholat isya di hari minggu.
SUryo,Am,Zulfan,Andri,Huda,Kevin,Addin,Jafar,Reza.Itulah keseluruhan nama adik-adik manis yang selalu menghilangkan gundah tiap minggunya,karena pendampingan itu biasa di akhir minggu , tepatnya sesaat setelah sholat isya di hari minggu.
Ke-Unikan PENA BANGSA
Sejauh ini penulis sudah terbiasa mendampingi banyak
kelompok LQ (Liqo’) ataupun mentoring. Baik itu anak Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau pun junior di Kampus.Namun, Ke unikan ini hanya kan di dapatkan pada
adik-adik pena Bangsa.
Kala di SMA ataupun Kampus kita akan dihadapkan pada
anak-anak yang memang se-umuran , sehati, yah palingan hobbi nya pun sama, kalo
ngak jalan-jalan, yahh Olahraga.
Namun di Skuad Pena bangsa karena menimbang pengelompokan
berdasarkan satuan umur yang sama,pastinya akn mengganggu proses pendampingan
karena mengingat regional (Tempat tinggal) adik-adik Pena Bangsa yang
berjauhan.Maka, pengelompokan itu pun di dasarkan berdasarkan regional(Tempat
Tinggal). Maka bragamlah umur dari adik-adik binaan itu mulai dari kelas dua
SMP sampe dua SMA.
Bayangin aja , ketika berumur SMP-an apa yang kita mau?
Atau ketika berumur SMA-an?
sebuah Fenomena yang bertabrakan dengan tradisi dan keadaan psikologis adik-adik binaan, ketika anak SMP masih di belenggu dengan tontonan Dragon Ball, Doraemon ataupun semacamnya. Bandingin dengan Anak SMA yang kesukaanya Cinta Fitri ! ohh noo, sulit boz…
Atau ketika berumur SMA-an?
sebuah Fenomena yang bertabrakan dengan tradisi dan keadaan psikologis adik-adik binaan, ketika anak SMP masih di belenggu dengan tontonan Dragon Ball, Doraemon ataupun semacamnya. Bandingin dengan Anak SMA yang kesukaanya Cinta Fitri ! ohh noo, sulit boz…
TemBOK itu pun Tembus
Masih ada ngak orang yang ngotot kalo disebutin Rasululloh
lah Murabbi terbaik di jagat Raya ini, Bayangin aja seorang Kepala
Negara,Budak,Pedagang,yang jelek yang ganteng disatuin sama Rasululloh dalam
satu lingkaran dan bahasan yang sama.
Walau tak sehebat Rasullulloh, ke inginan memiliki kekuatan
seperti beliau dalam perihal menyeru kebaikan adalah “wajib” untuk kita , ummat
kesayangnnya.
Yah , pertemuan
Pertama
Malam itu , kayuhan pedal sepeda membungkan lamunan di bawah sebuah pohon tua
persis di barat utara masjid kampus,mereka adalah adik-adik pena bangsa dengan
sepeda kayuhnya masing-masing, diteemani kegelapan dan beberapa berkas cahaya
lilin pertemuan itu pun di mulai dengan Ta’aruf / perkenalan.sayup-sayup malam
itu senyum mereka seolah kembali membangkitkan semangat yang memudar karena
letih seharian.
Mereka Punya Mimpi
Saya rasa anak itulah yang paling cerdas dibandingkan dengan
teman-temannya yang lain zulfan namanya.Seorang anak yang tampak pendiam dengan
model ramput ala bangsawan china di dinasti ming,katanya semenjak SD(Sekolah
Dasar) hingga sekarang dialah Numero Uno di kelasnya.
Malam itu pun dimulai bercerita dengan rangkaian –rangkain
mimpi yang semua sudah menjadi nya, lewat sejarah dunia maupun selembar dari
tebalnya shiroh nabawiyah, ku coba tanyakan pada mereka Siapa yang punya
cita-cita?. Kala itu zulfan si bocah melankolis itu pun langsung mengacungkan
tangan dan menjawab,”kepingin menjadi kayak bang Batubara” Mentor pena bangsa
dan masuk ITS jurusan Informatika .kata nak yang baru berumur 15-tahunan
itu.sontak ku terkejut dank u beri sedikit senyuman padanya.
Satu per satu ku tanyakan pada mereka.Polisi,Gubernur bahkan
ada yang menjawab Satpam.itulah cita-citanya.(saying tidak ada yang pengen jadi
Bidan,pikirku)
namun,Malam itu. Huda,itu nama adik itu, Bocah kelas 2 SMP yang selalu menuntut padaku kenapa mentoring itu hanya satu kali dalam seminggu,huhhftt(ni bocah)
namun,Malam itu. Huda,itu nama adik itu, Bocah kelas 2 SMP yang selalu menuntut padaku kenapa mentoring itu hanya satu kali dalam seminggu,huhhftt(ni bocah)
Huda ngaak mau menjawab ia ingin menjadi ataupun
bercita-cita jadi apa.ku tanyakan ia selalu menggeleng dank u biarkan itu
berlalu.
Ke-esok an harinya sebelum berangkat ke kampus ,ku lihat ada
1 pesan inbox di Handphone jadul keluaran lama,begini isinya
“bang,maaf.
Huda mau jawab sekarang,soalnya kemarin Huda malu sama teman-teman
Huda pengen jadi Anak yang berbakti sama orangtua,nge-Haji in bapak, beli kerudung ma Ibu
Beli baju baru sama si mba’.
itu bang cita-cita Huda.
Huda mau jawab sekarang,soalnya kemarin Huda malu sama teman-teman
Huda pengen jadi Anak yang berbakti sama orangtua,nge-Haji in bapak, beli kerudung ma Ibu
Beli baju baru sama si mba’.
itu bang cita-cita Huda.
Sebait pesan singkat itu pun serasa membasahi kembali rasa
rindu-ku pada abii dan ummi di seberang sana, entahlah kapan bisa mereka Haji, beli kerudung sama ibu, baju
baru untuk adik-adik ku. Ungkapku dalam hati kala itu
.Terima kasih dik,kau sudah mengajari abangmu ini.
.Terima kasih dik,kau sudah mengajari abangmu ini.
Program SEHAT
Ku namai saja kebiasaan ini menjadi program sehat.Olahraga
dan ngelahap makanan.
Sangat gembira mereka ketika diajak bermain bola di
Marina,lapangan futsal sintetis.Senyum pun menyeruah dari dalam hati
mereka.bisa dibayangin anak-anak yang terbiasa bermain bola Plastik (bokar) di
gang-gang rumah bermain berkerumun dengan teman-temannya.lalu di bawa ke
lapangan hijau yang sama seperti merka lihat di videogame/playstation , yah tak
kita pungkiri itulah kebiasaan anak-anak sekarang yang semestinya harus kita
ubah, ke-asyikan di dunia virtual, lalu lalai akan dunia nyata.
Malam ini menjadi malam yang bersejarah buat saya,lewat
sebuah percakapan dengan mereka.
kita makan-makan yuk dek?”
makan apa bang?imbuh mereka
ya,kalo saya terserah.yang penting mentoring hari ini diganti jadi makan-makan,”tambahku
kita makan-makan yuk dek?”
makan apa bang?imbuh mereka
ya,kalo saya terserah.yang penting mentoring hari ini diganti jadi makan-makan,”tambahku
Kalo gitu kita makan
penyetan aja ya bang?
ayam atau bebek,jarang-jarang bang!
ayam atau bebek,jarang-jarang bang!
Disaat setiap malam mahasiswa ITS terbiasa dengan makan
penyetan ayam plus sepotong tempe,adik –adik mungil ini menganggap ini adalah
peristiwa yang sangat bersejarah buat mereka.padahal sebelumnya ingin ku ajak
meraka makan Soto CakHar yang harganya jauh lebih mahal.
Terkadang HAL yang biasa kita lakukan hari ini,menjadi HAL
yang luar biasa buat orang lain.Suatu saat Allah akan menunjukkkan itu agar
kita bersyukur.
No comments:
Post a Comment