Malam ini hujan turun lagi......
Bersama kenangan yang ungkit luka di hat....
Luka yang harusnya dapat terobat.....
Yang ku harap tiada pernah terjadi.....
Ku ingat saat ayah pergi.....
dan kami mulai kelaparan....
Hal yang biasa buat aku hidup di jalanan......
Di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian......
Yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki.....
Wajar bila saat ini ku iri pada kalian.....
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah......
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam.....
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan......
Mungkin sejenak dapat aku lupakan....
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam....
Atau menggoreskan kaca di lenganku......
Apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan.....
Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam.....
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan......
Di saat ku telah mengerti betapa indah dicintai......
Hal yang tak pernah ku dapatkan......
sejak aku hidup di jalanan.....
Wajar bila saat ini ku iri pada kalian......
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah.....
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam....
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan.....
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian....
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah.....
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam.....
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan........
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan......
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan.......
No comments:
Post a Comment